Di antara akhlak seorang mukmin adalah berbicara dengan baik, bila mendengarkan pembicaraan tekun, bila berjumpa orang dia menyambut dengan wajah ceria dan bila berjanji ditepati. (HR. Ad-Dailami)
Tausiyah
Menjadi apapun dirimu……………bersyukurlah selalu.
Sebab kau yang paling tahu siapa dirimu. Sebab kau sadari kelemahanmu.
Jadilah karang yang kokoh, elang yang perkasa, paus yang besar, pohon yang menjulang dengan akar menghujam, melati yang senantiasa mewangi, mutiara yang indah, kupu-kupu atau apapun yang kau mau.
Tapi tetaplah kau sadari kehambaanmu
-Love Moslem-
Tausiyah
Menjadi pohon-lah yang tinggi menjulang, meski itu tidak mudah. Sebab ia’ kan tatap bara mentari yang terus menyala setiap siangnya. Sebab ia’ kan meliuk halangi angin yang bertiup kasar. Sebab ia’ kan terus menjejak bumi hadapi gemuruh sang petir. Sebab ia’ kan hujamkan akar yang kuat untuk menopang. Sebab ia’ kan menahan gempita hujan yang coba merubuhkan. Sebab ia’ kan senantiasa berbuah yang manis dan mengenyangkan. Sebab ia’ kan berikan tempat bernaung bagi burung-burung yang singgah di dahannya. Sebab ia’ kan berikan tempat tempat berlindung dengan rindang-rindang daunnya.
Tausiyah
Menjadi karang-lah meski tidak mudah sebab ia’ kan menahan sengat binar mentari yang garang. Sebab ia’ kan kukuh halangi deru ombak yang kuat menerpa tak kenal lelah. Sebab ia’ kan melawan gelombang – gelombang yang keras menghembus dan menerpa dengan dingin yang coba membekukan. Sebab ia’ kan menahan hempas badai yang datang menggerus terus menerus dan coba melemahkan keteguhannya. Sebab ia’ kan kokohkan diri agar tak mudah hancurkan terbawa arus. Sebab ia’ kan berdiri tegak berhari-hari, bertahun-tahun, berabad-abad tanpa rasa jemu dan bosan.
Tausiyah
Tapi karang menjadi kokoh dengan segala ujian. Elang menjadi tangguh, tak hiraukan lelah tatkala terbang melintas bermilyar kilo bentang cakrawala. Paus menjadi kuat dengan besar tubuhnya dalam luas samudera. Pohon tetap jadi naungan meski ia hadapi beribu gangguan. Melati menjadi bijak dengan dada yang lapang, dan justru terlihat indah dengan segala kesederhanaan. Mutiara tetap bersinar dimanapun ia berada. Kupu-kupu hadapi cerah dunia meskipun lalui perjuangan yang panjang dalam kesendirian.
Tausiyah
Menjadi mutiara-lah, meski itu tak mudah. Sebab ia berada di dasar samudera yang dalam. Sebab ia begitu sulit dijangkau oleh tangan-tangan manusia. Sebab ia begitu berharga. Sebab ia begitu indah dipandang mata. Sebab ia tetap bersinar meski tenggelam dikubangan yang hitam.
Mutiara Al.Qur’an
“Barangsiapa yang bertakwa kepada Allah niscaya Dia akan mengadakan baginya jalan keluar, dan memberinya rezeki dari arah yang tidak disangka-sangkanya. Dan barangsiapa yang bertawakkal kepada Allah niscaya Allah akan mencukupkan . Sesungguhnya Allah telah melaksanakan urusan-Nya. Sesungguhnya Allah telah mengadakan ketentuan bagi tiap-tiap sesuatu.” (Ath-Thalaq:2-3)
Mutiara hadist
Orang yang bahagia ialah yang dijauhkan dari fitnah-fitnah dan orang yang bila terkena ujian dan cobaan dia bersabar. (HR. Ahmad dan Abu Dawud)
Mutiara Hikmah
Tidak ada kesempurnaan akal melebihi perencanaan (yang baik dan matang), tidak ada kedudukan yang lebih tinggi dari akhlak yang luhur, tidak ada wara' yang lebih baik dari menjaga diri (memelihara harga dan kehormatan diri), dan tidak ada ibadah yang lebih mengesankan dari tafakur (berpikir), serta tidak ada iman yang lebih sempurna dari sifat malu dan sabar.
(HR. Ibnu Majah dan Ath-Thabrani)
Tausiyah
Menjadi paus-lah meski itu tak mudah. Sebab dengan sedikit kecipaknya, ia’ kan menggetarkan ujung samudera. Sebab besar tubuhnya’ kan menakutkan musuh yang coba mengganggu.. sebab sikap diamnya’ kan membuat tenang laut dan seisinya.
Menjadi elang-lah, meski itu tak mudah. Sebab ia harus melayang tinggi menembus birunya langit. Sebab ia harus melanglang buana untuk mengenal medannya. Sebab ia harus melawanangin yang menerpa dari segala penjuru. Sebab ia harus mengangkasa jauh tanpa takut jatuh. Sebab ia harus kembali ke sarang dengan makanan diparuhnya. Sebab ia harus menukik tajam mencengkram mangsa. Sebab ia harus menjelajahi cakrawala dengan kepak sayap yang membentang gagah.
Mutiara Hikmah
Karang akan hadapi hujan, terik sinar mentari, badai, juga gelombang. Elang akan menembus langit, mengangkasa jauh, melayang tinggi, dan tak pernah lelah untuk terus mengembara dengan bentangan sayapnya. Paus akan menggetarkan samudera hanya dengan sedikit gerakan. Pohon akan hadapi petir, deras hujan, silaunya matahari, namun selalu berusaha menaungi. Melati ikhlas tuk selalu menerima keadaannya, meski tak terhitung pula bunga-bunga lain dengan segala kecantikannya. Kupu-kupu berusaha bertahan, meski saat-saat kejenuhan. Mutiara tak memudar kelam, meski pekat lingkungan mengepungnya di kiri-kanan, depan dan belakang.
Mutiara Hadist
Dari Abu RuqayahTamim bin Aus Ad-Dari ra. bhw Nabi bersabda, “Agama itu adalah ketulusan. “Kami bertanya, “Untuk siapa?”. Beliau menjawab, “Untuk Allah, kitab-Nya, Rasul-Nya, para pemimpin kaum muslimin dan umat pada umumnya.” (HR.Muslim)
Mutiara Hikmah
Jika seorang hamba benar-benar menyadari bahwa dirinya adalah milik Allah Subhanahu wa Ta’ala dan akan kembali kepada-Nya maka dia akan terhibur tatkala tertimpa musibah. Bahwa kesudahan dan tempat kembali seorang hamba adalah kepada Allah Pemilik yang Haq.
Mutiara Hadist
“Tidaklah seorang Mukmin ditimpa sakit, letih, demam, sedih hingga kekhawatiran yang mengusiknya, melainkan Allah mengampuni kesalahan-kesalahannya”.
(HR. Bukhori & Muslim)
Mutiara Hikmah
Menjadi kupu-kupulah meski itu tak mudah pula. Sebab ia harus melalui proses-proses sulit sebelum dirinya saat ini. Sebab ia lalui semedi yang panjang tanpa rasa bosan. Sebab ia bersembunyi dan menahan diri dari segala yang menyenangkan, hingga kemudian tiba saat untuk keluar.
Tausiyah
Menjadi melati-lah meski tampak tak bermakna. Sebab ia’ kan tebar harum wewangian tanpa meminta balasan. Sebab ia begitu putih seolah tanpa cacat. Sebab ia tak kaku hadapi angin dengan mungil tubuhnya. Sebab ia tak ragu hadapi hujan yang membuatnya basah. Sebab ia tak pernah iri melihat mawar merekah segar. Sebab ia tak pernah malu pada bunga matahari yang menjulang langit. Sebab ia tak pernah rendah diri pada anggrek yang anggun. Sebab ia tak pernah dengki pada tulip yang berwarna-warni. Sebab ia tak gentar layu karena pahami hakikat hidupnya.
Mutiara Hikmah
Tidak ada kemelaratan yang lebih parah dari kebodohan dan tidak ada harta yang lebih bermanfaat dari kesempurnaan akal. Tidak ada kesendirian yang lebih terisolir dari rasa ujub (angkuh) dan tidak ada tolong-menolong yang lebih kokoh dari musyawarah.
(HR. Ibnu Majah dan Ath-Thabrani)
Leave a Reply